BRIMO BRIMO BRIMO BRIMO
Berita  

Angka Stunting di Banjarnegara Masih Tinggi, Bupati Minta Minta Perbanyak Aksi

Banjar – Permasalahan stunting masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Meski berbagai upaya telah dilakukan, angka stunting di wilayah ini masih tergolong tinggi dan menuntut penanganan lebih intensif.

Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, dalam rapat koordinasi lintas sektor yang digelar baru-baru ini, secara tegas meminta seluruh jajaran OPD, camat, kepala desa, hingga kader posyandu untuk tidak hanya berhenti pada perencanaan, tetapi langsung bergerak dengan aksi nyata.

Klik Disini

“Kita sudah punya data, program, bahkan pendanaan. Tapi kalau tidak ditindaklanjuti dengan aksi nyata dan kolaborasi di lapangan, angka stunting tidak akan turun. Anak-anak kita harus jadi prioritas,” tegas Bupati.

Angka Masih di Atas Target Nasional

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Banjarnegara, prevalensi stunting di tahun 2024 masih berada di atas 20 persen, jauh dari target nasional yang ditetapkan pemerintah pusat, yakni 14 persen pada tahun 2024.

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

Kondisi ini tidak hanya mengganggu pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak jangka panjang pada kemampuan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak di masa depan.

Bupati Minta Posko Terpadu dan Keterlibatan Semua Pihak

Bupati Budhi menekankan perlunya memperbanyak Posko Terpadu Penanganan Stunting di tingkat desa dan kelurahan. Posko ini diharapkan menjadi pusat koordinasi antara kader kesehatan, petugas gizi, perangkat desa, dan masyarakat.

Selain itu, program intervensi gizi harus terus digencarkan, seperti:

  • Pemberian makanan tambahan bergizi untuk ibu hamil dan balita

  • Edukasi pola makan sehat dan perawatan bayi

  • Peningkatan cakupan imunisasi dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil

  • Penguatan sanitasi dan akses air bersih

“Tidak cukup hanya mengandalkan dinas kesehatan. Semua sektor harus terlibat: dari pertanian, pendidikan, sampai ke tokoh agama dan masyarakat. Harus ada gerakan bersama,” ujarnya.

Angka Stunting
Angka Stunting

Baca juga: Ubah Proyek Mangkrak BWP, Dilikuidasi Jadi Perusda Pariwisata dan Properti Perumahan

Kolaborasi Antar Sektor Jadi Kunci

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara, dr. Wahyu Setyawan, menegaskan bahwa penurunan angka stunting tidak bisa dilakukan hanya oleh sektor kesehatan saja. Dibutuhkan konvergensi lintas sektor agar intervensi berjalan efektif dan tepat sasaran.

“Contohnya, Dinas Pekerjaan Umum bisa bantu lewat perbaikan sanitasi. Dinas Sosial bantu intervensi keluarga miskin. Bahkan ibu-ibu PKK dan kader Posyandu sangat penting perannya dalam edukasi langsung ke rumah tangga,” jelas dr. Wahyu.

Peran Keluarga Jadi Fondasi Utama

Dalam upaya pencegahan stunting, Bupati juga menekankan pentingnya peran keluarga, terutama ibu, dalam memperhatikan gizi anak sejak dalam kandungan. Ia mengimbau agar masyarakat tidak ragu berkonsultasi ke puskesmas dan posyandu terdekat.

“Ibu hamil jangan malu datang ke posyandu. Kita ingin anak Banjarnegara sehat, cerdas, dan berprestasi. Mari bersama kita wujudkan generasi emas tanpa stunting,” kata Bupati Budhi.

Penutup: Stunting Bukan Takdir, Tapi Bisa Dicegah

Stunting bukanlah kondisi yang tak bisa diubah. Dengan kolaborasi semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, Banjarnegara optimis bisa menurunkan angka stunting secara signifikan.

Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menargetkan pada tahun 2026, angka stunting bisa ditekan di bawah 14 persen. Untuk itu, aksi nyata, sinergi, dan komitmen berkelanjutan harus terus dikedepankan.

Klik Disini