Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Tes Urine, Seluruh Pegawai dan Warga Binaan Dinyatakan Negatif Narkoba
Muara Beliti, 5 Juli 2025 — Komitmen pemberantasan dan pencegahan peredaran narkoba di lingkungan lembaga pemasyarakatan kembali dibuktikan oleh Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti. Pada Sabtu (5/7/2025), pihak lapas melaksanakan kegiatan tes urine dadakan bagi seluruh pegawai serta sejumlah warga binaan pemasyarakatan (WBP). Hasilnya, seluruh yang diperiksa dinyatakan negatif dari penggunaan narkoba.
Kegiatan ini berlangsung di aula lapas dan disaksikan langsung oleh jajaran pimpinan, aparat penegak hukum, serta perwakilan dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Musi Rawas. Tes urine ini menjadi bagian dari upaya Lapas Muara Beliti menjaga integritas dan memastikan lapas tetap steril dari narkoba.
Baca juga: Staf Ahli ll Hadiri Pelantikan Kader Permahi Lubuk Linggau dan Simposium Hukum
Komitmen Bersih dari Narkoba
Kepala Lapas Narkotika Muara Beliti, [nama Kalapas jika diketahui], menyampaikan bahwa tes urine rutin maupun insidental akan terus digelar sebagai bentuk nyata pemberantasan narkoba, tidak hanya di kalangan warga binaan, tetapi juga pegawai.
“Kami ingin membuktikan bahwa Lapas Muara Beliti serius dalam upaya perang melawan narkoba. Tes urine ini kami lakukan secara mendadak agar hasilnya objektif dan sebagai bentuk pengawasan internal yang ketat,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus untuk memperkuat budaya kerja bersih dan bebas narkoba di lingkungan lapas.
Apresiasi untuk Hasil Negatif
Hasil tes urin yang menunjukkan semua sampel negatif disambut baik oleh berbagai pihak. BNNK Musi Rawas mengapresiasi langkah proaktif Lapas Muara Beliti yang dinilai sejalan dengan upaya nasional memberantas narkoba.
“Ini menjadi contoh baik bagaimana sinergi pencegahan harus dimulai dari internal lembaga. Kami siap terus mendukung upaya ini,” kata perwakilan BNNK.
Langkah Berkelanjutan
Kalapas menegaskan bahwa selain tes urin, pihaknya juga rutin menggelar sosialisasi bahaya narkoba, pembinaan rohani, dan program rehabilitasi bagi warga binaan. Semua ini diharapkan mampu membekali warga binaan agar tidak kembali terjerat penyalahgunaan narkotika setelah bebas nanti.
